Mungkin diantara kalian ada yang tertarik pada psikologi tetapi tidak tahu apa itu psikologi, bidang apa saja yang dipelajari, dan hendak “kemana” setelah lulus dari menuntu ilmu psikologi. Kebanyakan orang mungkin melihat orang yang belajar psikologi adalah orang yang enak untuk dicurhati, enak diajak ngobrol masalah sehari-hari, orang yang bisa secara otomatis menjadi pendeteksi kebohongan, “membaca” kepribadian orang.
Nah sebenarnya apa itu psikologi?
kata asal dari psikologi berasal dari kata psyche dan logos yang diambil dari bahasa Yunani. Arti dari kata ini adalah jiwa dan ilmu, artinya secara bahasa psikologi memiliki arti ilmu jiwa. Sesuatu yang terdengar keren, tapi sebenarnya psikologi adalah ilmu yang sangat rumit dan cukup sulit untuk dipelajari. Kenapa? Karena kata psyche atau dalam bahasa Indonesia berarti jiwa, kata ini belum memiliki definisi
yang pasti. Jiwa adalah sesuatu yang sulit untuk digambarkan, jiwa adalah sesuatu yang cukup abstrak untuk digambarkan secara gamblang.
Banyak hal yang dipelajari dalam psikologi, tapi intinya psikologi mempelajari bagaimana terbentuknya perilaku, bagaimana terbentuknya respon pada diri seseorang, mempelajari kenapa dengan stimulus yang sama tetapi respon yang dimunculkan bisa berbeda. Misalnya, ketika seseorang yang hendak menikah, kenapa ada yang bahagia, tapi ada juga yang malah menjadi stress. Cara mengetahui hal-hal tersebut adalah dengan cara mempelajari mengenai persepsi, kognisi, perhatian, emosi, intelegensi, perkembangan, kepribadian, fungsi otak, perilaku, hubungan interpersonal, dan masih banyak lagi hal lain yang dipelajari dalam psikologi. Para psikolog menggunakan hal-hal yang telah dipelajari ini untuk menggambarkan diri seseorang dengan cara mencocokan teori dengan data yang diberikan dari orang tersebut, baik data perilaku yang dimunculkan oleh orang lain maupun data yang merupakan hal yang diceritakan mengenai orang tersebut baik melalui orang lain ataupun melalui dirinya. Jika para psikolog disebut peramal mungkin ada betulnya juga, tapi tidak seperti ahli nujum yang begitu kita masuk ke rumahnya dia langsung mengetahui berbagai macam mengenai diri kita, psikologi mungkin baru bisa “meramal” setelah dia memiliki data yang cukup dan mantap untuk diambil sebuah kesimpulan, yaaa sama halnya seperti ilmu-ilmu pengetahuan yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar